Pages

Thursday, August 23, 2007

Masalah Si Bungsu !!

Hampir setiap orang pernah mengeluh sakit gigi. Bisa karena gusi berdarah atau gigi berlubang. Namun disamping itu bisa juga terdapat penyebab lain yang jarang sekali kita ketahui. Biasanya muncul di usia dewasa muda sekitar 18-22 tahun. Pada usia segitu gigi bungsu kerap kali baru muncul. Tumbuhnya paling bontot dari gigi2 yang laennya, bisa normal dan bisa juga tidak. Bisa diiringi dengan rasa sakit atau juga ngga..
Hadirnya si bungsu kerap kali tidak normal dimana pertumbuhannya suka terhambat karena tidak ada ruang lagi . Tapi sangking keukeuh pengen keluar ngga heran kalo akhirnya menekan jaringan lunak disekitarnya bahkan ngga jarang sampai menimbulkan radang yang terlokalisir. Ya..itu dia..gigi Impaksi atau wisdom teeth merupakan suatu keadaan dimana gigi mengalami kesukaran atau kegagalan dalam erupsi atau hanya sebagian saja yang muncul di permukaan gusi dengan posisi yang terhalang oleh gigi lain, tulang atau jaringan lunak. Gigi impaksi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Seringkali terjadi pada gigi geraham terakhir bawah dan atas.
Terjadinya gigi impaksi dapat disebabkan karena beberapa hal. Seperti Faktor lokar karena kekurangan ruangan untuk erupsi, terdapat tulang atau mukosa tebal, Letak benih gigi yang tidak sesuai, infeksi pada benih gigi, bentuk gigi yang abnormal dan terdapat trauma, neoplasma. Faktor sistemik karena kelainan sebelum dan sesudah kelahiran. Dan faktor lain seperti berkurangnya pengaruh stimulasi otot sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang rahang berkurang.
Berkaitan dengan pertumbuhan tulang rahang yang berkurang menurut drg. Danardono, itu karena adanya perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak seperti junk food, mudah sekali ditelan sehingga menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru akan merangsang fungsi kerja otot lebih maksimal sehingga menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi bungsu yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Ada yang tumbuh dengan posisi miring, atau bahkan "tidur" di dalam karena tidak ada tempat untuk nongol. (Intisari On The Net, April 2000)
Maka, untuk mendukung perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan akan tumbuh normal. Dampaknya, pertumbuhan gigi pun bisa lebih bagus. Tapi jangan lupa, periksakan gigi secara rutin untuk memantau kesehatan gigi.(Intisari On The Net, April 2000)
Masalah-masalah yang di timbulkan akibat gigi impaksi ngga bisa disepelekan Walupun gigi bungsu terus dibiarkan tumbuh dalam keadaan ruang yang sempit maka dipastikan ia akan mendesak gigi-gigi geraham didepannya sehingga gigi tersebut akan terdorong dan akibatnya menimbulkan rasa sakit. Sakitnya bisa terlokalisir atau bahkan bisa menyebar ke kepala dll. Dalam kondisi lain daerah disekitar gigi impaksi akan menjadi sulit untuk dibersihkan. Hal ini memungkinkan akumulasi plak yang dapat memicu karies gigi, kelainan penyakit periodontal, infeksi kambuhan dan bahkan tidak heran jika sampai mengakibatkan terbentuknya kista penyebab fraktur rahang.Waduoh..jadi ngerikan?
Melihat fenomena diatas maka satu-satunya solusi adalah ODONTEKTOMI yaitu tindakan pencabutan atau pengangkatan gigi bungsu dengan bantuan anestesi lokal. Terapi ini sebenernya ngga wajib, seandainya gigi bungsu tumbuh normal dan tidak menimbulkan keluhan. Tapi kalo di Amerika justru hal ini sudah menjadi rutinitas ketika remaja usia 18-22 hasil foto rontgen terlihat giginya akan tumbuh ngga normal maka sudah pasti akan dicabut tanpa harus menunggu keluhan terlebih dahulu. Keren kan? Tapi beda halnya kalo di Indonesia, dicabut ketika sakit sudah timbul..Hal ini wajar terjadi karena diakui memang keterbatasan alat-alat, tenaga medis yang kurang dan yang terpenting kesadaran masyarakat yang masih minim.

1 comments:

inda_ardani said...

hmm, jadi ingat m3 mandibula saya juga impaksi semua, mesioangular :) yang satu dibedah dokter gigi umum, yang satu oleh residen bm.

teman saya malah supernumeri sampai sembilan gigi, terpendam semua juga. karena odon-nya satu persatu, jadinya kalo ketemu minggu ini ... pipinya bengkak di kiri ... dua minggu kemudian bengkak di kanan, begitu seterusnya, hehehe ..

kita sampai ngatain dia, "Duh ... yan ... kamu tuh, hobi kok cabut gigi." tapi sebenernya sih kami salut banget sama dia