Pages

Monday, May 26, 2008

Mukositis Oral

Pendahuluan
Mucositis Oral adalah keadaan yang menyebabkan rasa sakit, peradangan atau ulcerasi pada lapisan mulut, yang bisa menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Ulser-ulser ini dapat menyebar dan berdarah. Rasa sakit yang lebih parah lagi dapat menyebabkan kesulitan saat makan atau minum Mucositis Oral mengenai hampir semua pasien-pasien yang menerima radioterapi untuk kanker-kanker kepala dan leher, dan di atas 70% dari pasien-pasien tersebut menggunakan chemotherapi dengan dosis tinggi.

Etiologi
Penyakit berbahaya dan penggunaan chemotherapi dengan dosisi tinggi adalah 2 faktor penting dalam menentukan kejadian dan keparahan dari mukositis oral. Kerusakan pembuluh darah dan kelainan stomatotoxic menjurus kepada mukositis oral lebih parah, tetapi masih banyak factor-faktor yang dapat memodifikasi kejadian dan keparahan dari mukositis oral.

Pathophysiology
Chemotherapi dan radiotherapi menyerang sel-sel ketika mereka sedang dalam proses pemisahan. Sel-sel yang terbagi paling sering kali rusak dan ini bisa termasuk sel-sel sehat sama seperti sel-sel kanker. Ketika sel-sel yang sehat dalam rongga mulut rusak, selaput mukosa dari mulut menipis atau berkurang, menyebabkan mudah terserang infeksi atau terbentuk ulserasi. Gejala-gejala mucositis oral biasanya berkembang 7–10 hari setelah permulaan chemotherapi dan dapat berlangsung sampai dua minggu setelah perawatan berakhir. Jika perlu, perawatan kanker dapat dikurangi atau dihentikan sementara.
Pathophysiology dari mucositis dapat dibagi menjadi 5 tahapan; termasuk tahap inisiasi, tahap generasi pesan, tahap pemberian isyarat dan pembesaran, tahap ulcerasi dan tahap penyembuhan. Perbedaan sitokin-sitokin bertanggung jawab atas berbagai tahapan ini. Tahap inisiasi termasuk pertambahan jenis oksigen yang reaktif (ROS) yang disebabkan oleh produksi radikal bebas oleh radioterapi atau chemoterapi, dimana radikal bebas ini akan merusak sel-sel DNA sehingga menyebabkan produksi faktor-faktor transkripsi sel seperti NFkB, sitokin-sitokin tidak teratur. Sehingga menyebabkan perubahan biologis dan luka pada mukosa oral. Hal ini merupakan pertanda dari tahap awal ulcerasi. Sitokin-sitokin terlibat yang menyebabkan peradangan utama adalah IL-1 dan TNF-alpha. Tahap Upregulation dan generasi pesan terjadi sebagai hasil pengaktifan transkripsi factorsby dari kedua terapi radiasi maupun chemotherapi. Ketika dikatifkan, mereka mengendalikan sintese dari protein-protein (sitokin-sitokin), yang mana menyebabkan jaringan target spesifik, mengakibatkan kerusakan jaringan lebih jauh. Selama tahap pemberian isyarat dan pembesaran, adanya kerusakan langsung pada sel-sel oleh sitokin-sitokin, dengan pengaktifan faktor nekrosis tumor (TNF)-A, menimbulkan serangan balik yang mengarah pada perubahan pertambahan radang suatu. Kerusakan ini terjadi di bawah permukaan mucosal. Tahap Ulcerasi secara klinis sangat jelas, meluas dari epitelium ke submucosa, dengan paparan dari akhiran-akhiran neuron yang merespon terhadap rasa nyeri. Daerah ulser mengalami kolonisasi yang menembus ke dalam sekitar jaringan, mendorong ke arah rangsangan sitokin-sitokin proinflammatory. Di dalam tahap penyembuhan, permukaan dari ulser menjadi tertutup dengan epitelium, (re-epithelialisasi dari ulser), mendorong ke arah lapisan sel-sel sehat dan akhirnya terbentuk mukosa normal kembali.

Manifestasi Klinis
Sebagai akibat dari kematian sel dalam reaksi kemo atau radio-therapi, lapisan mucosal mulut menjadi tipis, mudah mengelupas dan kemudian menjadi merah, meradang dan terbentuk ulser.. Ulser tersebut dilapisi oleh suatu gumpalan fibrin putih yang kekuning-kuningan disebut sebagai pseudomembrane. Tampak warna merah disekelilingnya. Ulser ini berukuran 0.5 cm sampai lebih dari 4 cm. Mucositis oral sangat menyakitkan. Tingkatan rasa nyeri biasanya berhubungan dengan banyaknya jaringan yang rusak. Penderitaan ini sering digambarkan sebagai suatu sensasi nyala yang disertai dengan kemerahan. Karena rasa nyeri tersebut, pasien mengalami gangguan pembicaraan, makan, minum atau bahkan membuka mulut.

A. Erythematous oral mucositis lesion pada mukosa bukal
B. Ulcerative oral mucositis lesion pada mukosa bukal
C. Ulcerative oral mucositis lesion pada lateral and ventral permukaan lidah
D. Ulcerative oral mucositis lesions pada labial mukosa and dasar mulut


Faktor Resiko
Identifikasi awal dari pasien-pasien yang beresiko terhadap munculnya mukositis oral adalah penting. Pencegahan dan strategi penanganan mungkin bisa disatukan ke dalam rencana perawatan. Faktor-faktor resiko tersebut telah digolongkan ke dalam 2 kategori :

Faktor-faktor resiko terkait dengan pasien:
" Umur (lebih beresiko pada orang tua)
" Seks (bahwa wanita-wanita mempunyai resiko yang lebih tinggi)
" Merokok
" Alkohol
" Perawatan kanker sebelumnya
" Fungsi ginjal tidak biasa
" Buruknya kebersihan rongga mulut lemah(miskin
" Berat badan yang dibawah standart
" Menurunnya produksi air liur

Faktor-faktor resiko terkait dengan perawatan
" Agen-agen chemotherapi spesifik; misalnya, antimetabolit-antimetabolit, antitumor, antibiotik, agen alkylating
" Dosis dari agen-agen chemotherapi dan jadwal perawatan
" Kombinasikan terapi yang digunakan: radiasi dan chemotherapi membawa resiko lebih besar

Perawatan
Perawatan yang dilakukan pada mukositis oral hanya dapat membantu mengatur rasa sakit. Tujuannya adalah untuk melindungi area ulserasi, mengurangi rasa nyeri dan mengurangi peradangan. Kebersihan rongga mulut adalah syarat utama dari perawatan; dimana pasien-pasien dimotivasi untuk membersihkan mulut mereka setiap empat jam terutama saat mau tidur. Karena jika dibiarkan kondisi ini akan membuat mucositis menjadi lebih buruk. Jeli-jeli yang larut dalam air dapat digunakan untuk membasahi permukaan rongga mulut. Berkumur dengan air garam dapat mengurangi rasa sakit dan menjaga partikel-partikel makanan tetap bersih sehingga mencegah terjadinya infeksi. Pasien-pasien juga didorong untuk banyak minum air, sedikitnya tiga liter/hari, dan menghindari alkohol. Buah-buahan yang asam, alkohol, dan makanan-makanan yang panas, semuanya dapat mempeparah terjadinya mucositis oral. Obat kumur yang biasa digunakan adalah Chlorhexidine gluconate dan Lidocain yag berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit. Palifermin atau yang dikenal sebagai "Kepivance", adalah Human KGF (keratinocyte growth factor) yang memperlihatkan perkembangan sel epitelium, pembedaan, dan migrasi. Terapi-terapi sebelumnya telah dilaporkan, termasuk pemakaian sitokin-sitokin dan pemodifikasi lain dari radang (misalnya, IL-1, IL-11, TGF-BETA3), asam amino supplementation (seperti, glutamina), vitamin-vitamin, faktor-faktor perangsang koloni, cryotherapy, dan terapi laser. Perawatan-perawatan untuk menghilangkan rasa sakit sudah tersedia, termasuk Gelclair, yang tersedia di resep obat NHS. Ketika dikumur-kumur, cairan ini akan membentuk suatu salut pelindung terhadap mukosa oral yang ditujukan untuk pemulihan rasa sakit. Perlekatan gel pada rongga mulut dapat digunakan sebagai bahan pembilas. Agen-agen pembentukan film di dalam bungkusan Gelclair melapisi mukosa oral untuk melindungi dari jaringan ulserasi dan melindungi paparan akhiran saraf.

Komplikasi
Adanya rasa sakit atau ulserasi dapat terinfeksi oleh virus, bakteri atau jamur Rasa sakit berlebih dan hilangnya persepsi rasa akan semakin menyulitkan saat makan, sehingga mengakibatkan turunnya berat badan. Ulserasi merupakan lokasi yang terinfeksi secara lokal dan dapat sebagai pintu gerbang masuknya mikroorganisme lain dalam rongga mulut, dalam beberapa kejadian, dapat menyebabkan keracunan darah (terutama pada pasien-pasien yang immunosuppresif). Kira-kira setengah dari semua pasien yang menjalani chemotherapi tersebut dapat berkembang menjadi mukositis oral yang lebih parah lagi jika tidak ada pembatasan dosis sehingga perawatan kanker pada pasien harus dimodifikasi.






Referensi
1. Eilers J, Million R. Prevention and management of oral mucositis in patients with cancer. Semin Oncol Nurs. 2007;23:201-212.
2. Peterson D. New strategies for management of oral mucositis in cancer patients. J Support Oncol. 2006;4(2 suppl 1):9-13.
3. Sonis ST. Pathobiology of mucositis. Semin Oncol Nurs. 2004;20:11-15.
4. Cawley MM, Benson LM. Current trends in managing oral mucositis. Clin J Oncol Nurs. 2005;9:584-592.



0 comments: