Pages

Sunday, March 16, 2014

Dampak Penggunaan Arsen



Selamat malam TS semua..semoga tetap dalam lindungan Allah SWT. ..Amiiinn

Setelah meninjau beberapa jurnal sebelumnya. Maka pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi satu topik yang cukup menarik dan seringkali kita lakukan namun sangat bahaya jika terus dibiarkan. Adalah arsen triokside (As2O3) salah satu bahan yang biasa digunakan dalam perawatan  devitalisasi di bidang kedokteran gigi. Meskipun mempunyai efek samping yang sangat toksik, arsen sering manjadi pilihan utama bagi beberapa dokter gigi. Entahlah apa karena keterbatasan alat dan ketidakmampuan tehnik sehingga perawatan saluran akar yang ideal sulit untuk dilakukan. Penulis belum menemukan referensi baik dari textbook maupun jurnal yang menyatakan bahwa perawatan devitalisasi dengan menggunakan arsen trioksid maupun formaldehid berhasil dengan baik, meskipun secara eviden base atau pengalaman beberapa dokter gigi dilapangan keberhasilan perawatan devitalisasi cukup memuaskan. Namun yang perlu diingat perawatan devitalisasi yang tidak dikerjakan dengan hati-hati memiliki efek samping yang cukup membahayakan. Menurut Endang Sukartini dkk dalam jurnalnya Endodontic Treatment failure caused by arsen utilization as devitalization material  menyatakan bahwa  penggunaan arsen dalam mematikan pulpa dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan periodontal, periodontitis, abses, osteomyelitis dan bahkan kematian. Maka dari itu hal-hal tersebut harus menjadi perhatian serius bagi para praktisi.
A. Giudice dkk  dalam jurnalnya Mandibular Bone and Soft Tissues Necrosis Caused by an Arsenical Endodontic Preparation Treated with Piezoelectric Device yang diterbitkan pada Hindawi Publishing Corporation Case Reports in Dentistry Volume 2013, Article ID 723753, 4 pages memaparkan satu contoh kasus Nekrosis Tulang Mandibula dan Jaringan Lunak yang disebabkan penggunaan Arsen pada wanita umur 48 tahun yang datang ke Bagian Maksilofasial Universit `a Magna Graecia di Catanzaro pada Juli 2012 dengan keluhan rasa sakit yang parah pada rahang kanan dan mengalami sulit saat membuka mulut. Dari riwayat perawatan gigi, pasien mengaku pernah melakukan perawatan endodontik ke dokter gigi umum sebelumnya, dia menyebutkan bahwa sehari setelah perawatan, pada saat makan, tambalan sementaranya lepas. Tiga hari kemudian pasien mengalami rasa sakit yang memburuk dan parah pada daerah tersebut. Dokter gigi umum yang merawatnya memberikan obat antibiotik dan steroid. Tiga hari kemudian keluhan pasien tidak berkurang dan dokter gigi umum tersebut memberikan rujukan kepada dokter gigi spesialis. Dari hasil pemeriksaan pasien didiagnosa mengalami nekrosis mandibular pada regio 47
Terapi yang dilakukan adalah dengan memberikan anestesi lokal, ekstraksi gigi 47, sekuestrektomi tulang, dan debridemen jaringan lunak. Sekuestrektomi tulang dibuat dengan menggunakan alat piezoelektrik. Penutupan primer luka dilakukan dengan penjahitan menggunakan benang jahit ukuran 3-0 yang dapat diserap oleh tubuh.  Pasien diberikan obat kombinasi amoksisilin trihidrat 825 mg dengan potassium klavulanat 125 mg diberikan dua kali sehari selama 10 hari. Selain itu, pasien juga diberikan ketoprofen garam lisin 80 mg sebagai analgesik dan deksametason 25 mg sebagai obat anti inflamasi, kedua obat tersebut diminum 1 kali sehari selama 5 hari dan obat kumur klorheksidin glukonat dikumur dua kali sehari selama 5 hari sebagai antiseptik lokal. Diet ringan disarankan selama 1 minggu pertama pasca operasi, Setelah 5 hari pasca operasi pasien diminta kembali untuk mengevaluasi penyembuhan. pasien  dipanggil kembali setelah 5 hari pasca operasi untuk mengevaluasi penyembuhan. Pemeriksaan klinis menunjukkan terjadinya penyembuhan yang tidak memberikan rasa sakit segera setelah  sekuestrektomi (Gambar 4). Pada kunjungan kontrol 3 bulan pasca operasi (Gambar 5), radiografi panoramik (Gambar 6)  menunjukkan penyembuhan lengkap pada daerah retromolar kanan bawah.
Maka kesimpulannya adalah bahan arsen dapat menyebabkan efek samping yang parah dan harusnya  tidak digunakan lagi dalam perawatan endodontik. Dokter gigi harus menggunakan  anestesi lokal untuk melakukan ekstirpasi pulpa. Untuk terapi nekrosis tulang dan jaringan lunak terkadang diperlukan tindakan ekstraksi gigi dan sekuestrektomi. Pembedahan tulang dapat dilakukan dengan bantuan alat piezoelektrik. Teknik ini berguna untuk pasien dengan nekrosis tulang

Nah..semoga dari contoh kasus diatas dapat memberikan pelajaran berharga buat kita untuk lebih bekerja hati-hati dan tepat dalam memilih bahan-bahan untuk perawatan endodontik.

Untuk yang perlu deskripsi jurnal aslinya silahkan download disini.
sedangkan untuk Terjemahan nya download disini 

NB: Materi jurnal penulis sadur setelah diterjemahkan oleh drg. Merrida Kartawidjaja (Residen Konservasi Unpad). Kepada beliau saya ucapkan terimakasih banyak semoga kuliahnya semakin lancar.Hehehe..

0 comments: