Setelah
meninjau beberapa jurnal sebelumnya. Maka pada kesempatan kali ini saya ingin
berbagi satu topik yang cukup menarik dan seringkali kita lakukan namun sangat
bahaya jika terus dibiarkan. Adalah arsen triokside (As2O3)
salah satu bahan yang biasa digunakan dalam perawatan devitalisasi di bidang kedokteran gigi.
Meskipun mempunyai efek samping yang sangat toksik, arsen sering manjadi
pilihan utama bagi beberapa dokter gigi. Entahlah apa karena keterbatasan alat
dan ketidakmampuan tehnik sehingga perawatan saluran akar yang ideal sulit
untuk dilakukan. Penulis belum menemukan referensi baik dari textbook maupun jurnal yang menyatakan bahwa perawatan devitalisasi dengan menggunakan
arsen trioksid maupun formaldehid berhasil dengan baik, meskipun secara eviden base
atau pengalaman beberapa dokter gigi dilapangan keberhasilan perawatan
devitalisasi cukup memuaskan. Namun yang perlu diingat perawatan devitalisasi yang
tidak dikerjakan dengan hati-hati memiliki efek samping yang cukup membahayakan.
Menurut Endang Sukartini dkk dalam jurnalnya
Endodontic Treatment failure caused by arsen utilization as devitalization
material menyatakan bahwa penggunaan arsen dalam mematikan pulpa dapat
juga menyebabkan kerusakan jaringan periodontal, periodontitis, abses,
osteomyelitis dan bahkan kematian. Maka dari itu hal-hal tersebut harus menjadi
perhatian serius bagi para praktisi.
A.
Giudice dkk dalam jurnalnya Mandibular Bone and Soft Tissues Necrosis
Caused by an Arsenical Endodontic Preparation Treated with Piezoelectric Device
yang diterbitkan pada Hindawi Publishing Corporation Case Reports in Dentistry
Volume 2013, Article ID 723753, 4 pages memaparkan satu contoh kasus Nekrosis
Tulang Mandibula dan Jaringan Lunak yang disebabkan penggunaan Arsen pada
wanita umur 48 tahun yang datang ke Bagian Maksilofasial Universit `a Magna
Graecia di Catanzaro pada Juli 2012 dengan keluhan rasa sakit yang parah pada
rahang kanan dan mengalami sulit saat membuka mulut. Dari riwayat
perawatan gigi, pasien mengaku pernah melakukan perawatan endodontik ke dokter
gigi umum sebelumnya, dia menyebutkan bahwa sehari setelah perawatan, pada saat
makan, tambalan sementaranya lepas. Tiga hari kemudian pasien mengalami rasa
sakit yang memburuk dan parah pada daerah tersebut. Dokter gigi umum yang
merawatnya memberikan obat antibiotik dan steroid. Tiga hari kemudian keluhan
pasien tidak berkurang dan dokter gigi umum tersebut memberikan rujukan kepada
dokter gigi spesialis. Dari hasil pemeriksaan pasien didiagnosa mengalami
nekrosis mandibular pada regio 47
Terapi
yang dilakukan adalah dengan memberikan anestesi lokal, ekstraksi gigi 47,
sekuestrektomi tulang, dan debridemen jaringan lunak. Sekuestrektomi tulang
dibuat dengan menggunakan alat piezoelektrik. Penutupan primer luka dilakukan
dengan penjahitan menggunakan benang jahit ukuran 3-0 yang dapat diserap oleh
tubuh. Pasien diberikan obat kombinasi
amoksisilin trihidrat 825 mg dengan potassium klavulanat 125 mg diberikan dua
kali sehari selama 10 hari. Selain itu, pasien juga diberikan ketoprofen garam
lisin 80 mg sebagai analgesik dan deksametason 25 mg sebagai obat anti
inflamasi, kedua obat tersebut diminum 1 kali sehari selama 5 hari dan obat
kumur klorheksidin glukonat dikumur dua kali sehari selama 5 hari sebagai
antiseptik lokal. Diet ringan disarankan selama 1 minggu pertama pasca operasi,
Setelah 5 hari pasca operasi pasien diminta kembali untuk mengevaluasi
penyembuhan. pasien dipanggil kembali
setelah 5 hari pasca operasi untuk mengevaluasi penyembuhan. Pemeriksaan klinis
menunjukkan terjadinya penyembuhan yang tidak memberikan rasa sakit segera
setelah sekuestrektomi (Gambar 4). Pada
kunjungan kontrol 3 bulan pasca operasi (Gambar 5), radiografi panoramik
(Gambar 6) menunjukkan penyembuhan
lengkap pada daerah retromolar kanan bawah.
Maka
kesimpulannya adalah bahan arsen dapat menyebabkan efek samping yang parah dan
harusnya tidak digunakan lagi dalam
perawatan endodontik. Dokter gigi harus menggunakan anestesi lokal untuk melakukan ekstirpasi
pulpa. Untuk terapi nekrosis tulang dan jaringan lunak terkadang diperlukan
tindakan ekstraksi gigi dan sekuestrektomi. Pembedahan tulang dapat dilakukan
dengan bantuan alat piezoelektrik. Teknik ini berguna untuk pasien dengan
nekrosis tulang
Nah..semoga
dari contoh kasus diatas dapat memberikan pelajaran berharga buat kita untuk
lebih bekerja hati-hati dan tepat dalam memilih bahan-bahan untuk perawatan
endodontik.
Untuk
yang perlu deskripsi jurnal aslinya silahkan download disini.
sedangkan untuk Terjemahan nya download disini
NB:
Materi jurnal penulis sadur setelah diterjemahkan oleh drg. Merrida Kartawidjaja (Residen Konservasi Unpad). Kepada beliau saya ucapkan terimakasih banyak
semoga kuliahnya semakin lancar.Hehehe..
0 comments:
Post a Comment