Pages

Wednesday, June 28, 2006

Kaya Harapan Miskin Dukungan

Kaya Harapan Miskin Dukungan

Oleh
Martariwansyah
Menteri Dalam Negeri BEM Kema Unpad 2006/2007


Liburan datang, mahasiswapun senang. Banyak orang menyambutnya dengan berbagai kegiatan mulai dari SP (Semester Pendek), KKN (Kuliah Kerja Nyata), Persiapan Ospek, Kerja sambilan, menyusun skripsi, Balik kampung atau bahkan hanya sekedar liburan saja. Sudah selayaknya ketika akhir semester semua kegiatan belajar-mengajar menjadi off. Dan yang paling dasyatnya lama waktu liburan tidak tanggung-tanggung, 2 bulan. Maka dari itu wajar jika setiap orang berusaha memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Karena rugi sekali kalau waktu terbuang begitu saja.
Biasanya untuk beberapa lembaga kemahasiswaaan (LK) seperti BEM, BPM dan UKM tidak mengenal kata libur. Bukan karena lupa atau tidak dapet jatah, melainkan banyaknya tugas atau amanah yang memang harus dikerjakan. Seperti BEM, untuk liburan akhir semester akan selalu disibukkan dengan persiapan PMB atau Ospek mulai dari pembentukan kepanitiaan, membuat konsep acara bahkan sampai ke teknis pelaksanaan dilapangan sehingga banyak orang yang akan dibutuhkan. Begitu pula dengan BPM dan UKM mereka mempunyai banyak agenda dan kesibukan masing-masing yang notabene sangat menyita waktu pribadi. Sebagaimana pada umumnya dalam perencanaan suatu acara atau kegiatan dibutuhkan keterlibatan banyak orang. Kehadiran orang dalam suatu kepanitiaan menjadi hal yang sangat penting. Karena merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya acara. Sebab, bagaimana mungkin acara akan sukses bila hanya di usung oleh 1 atau 2 orang saja.
Banyak sekali harapan dan rencana yang dibuat, tapi sayang, jarang sekali terealisasi dengan baik, bukan karena miskin Ide, tapi lebih kepada minimnya SDM yang dimiliki. Minimnya SDM bukan juga karena orangnya malas untuk terlibat, melainkan banyaknya tugas dan amanah pribadi juga yang harus diselesaikan. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena semuanya punya prioritas dan porsinya masing-masing. Hanya saja bagaimana mensinergikan kedua kebutuhan tersebut dalam satu waktu agar bisa sejalan. Kenyataannya memang akan ada yang harus dikorbankan. Tapi itulah sebuah resiko, resiko yang harus diambil bagi mereka yang telah menghibahkan dirinya untuk organisasi. Bagi ketua panitia atau LK selayaknya lebih bijak melihat permasalahan ini, mungkin saja ada hikmah atau pembelajaran dibalik semuanya. Tapi bukan pula artinya menyerah atau pasrah begitu saja.
Mencermati fenomena dan keadaan diatas, ada beberapa titik permasalah yang menjadi alasan kenapa harapan tidak sesuai kenyataan. Pertama, tidak dibangunnya komunikasi interpersonal antar ketua dan staf sehingga pembagian jobdesk dilapangan tidak jelas. Padahal ini merupakan pokok terpenting untuk dilakukan diawal. Kedua, Sosialisasi dan publikasi kegiatan yang tidak maksimal. Hal ini akan memicu multi intrepetasi dari berbagai pihak, apakah memang acara ini serius untuk dilaksanakan. Ketiga, pembagian peran dan tugas yang tidak merata, sehingga wajar jika ada salah satu orang mengerjakan tugas lebih dari satu bahkan sampai overlap ke tugas-tugas yang lainnya. Dalam ilmu psikologi orang akan merasa ada, jika perannya dianggap penting dan salah satu caranya adalah memberikan amanah dan fungsi kerja yang lebih real dilapangan. Sehingga dia akan merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dengan lebih baik. Keempat, tidak adanya ”Plan B” yang disiapkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada, sebab tidak semuanya akan berjalan sesuai rencana. Perlu dicari solusi atas kendala dan hambatan yang akan timbul. Dan terakhir yang kelima, adalah arahan pola gerak yang masih belum jelas kedepannya. Mungkin banyak orang yang belum mengerti maksud dan tujuan mereka terlibat di kepanitian / organisasi ini. Apa manfaat dan kerugiannya yang akan dirasakan nantinya. Pertanyaan-pertanyaan ini harus dipahamkan terlebih dahulu dengan tujuan ketika mereka paham maka akan ada motivasi sendiri untuk bergerak sehingga akan terjadi kesatuan dalam gerakan.
Wallahualam bis shawab..

0 comments: