Pages

Sunday, April 08, 2007

“ Aksi Banci Tak Bertaji “


Hidup Mahasiswa !! Hidup Rakyat Indonesia..Pekik perjuangan itu bergaung kembali hari ini tanggal 7 april 2007 ketika Orang nomor dua di negeri ini datang ke Bandung untuk melakukan Stadium General di kampus ITB. Seperti Biasa kedatangan Yusuf Kalla kali inipun disambut dengan Aksi mahasiswa se-Bandung Raya diantaranya dari Unpad, ITB, UPI, STT Telkom dan KAMMI.. Massa aksi yang berjumlah 150 org ini sudah berkumpul sejak pukul 10.00 di Mesjid Salman ITB. Mereka bergerak dengan mengusung isu “Kegagalan Pemerintahan SBY-JK Dalam Mengemban Amanah Rakyat” terbukti dari semakin meningkatnya kemiskinan, penganguran dimana-mana, Utang luar negeri yang tak kunjung lunas dan Anggaran Pendidikan 20 % yang belum terealisasi.

Aksi moral kali berlangsung cukup alot mulai dari pukul 12.00-15.30 dalam suasana guyuran hujan yang cukup deras. Alih-alih pengamanan yang ketat membuat Massa aksi tidak bisa bergerak leluasa sehinga tujuan utama untuk bisa menerobos masuk ke kampus ITB hanya tinggal impian. Useless dan Wasting Time. Wajar saja, Polwiltabes menurunkan aparat polisi hampir sekitar 100 orangan lengkap dengan perangkat lapangannya. Tak sampai disitu pasukan Satpol PP pun dikerahkan untuk menambah kekuatan pengamanan. Berlebihan memang. Tapi itulah kenyataannya.

Aksi yang harusnya bisa lebih repressif kini hanya sekedar normatif. Tidak ada ekskalasi gerakan yang signifikan. Aksi hari ini tak lebih dari sekedar aksi ceremonial menyambut kedatangan JK. Ruh perjuangannya sama sekali tidak ada. Terkesan Aksi Banci yang sama sekali tak bertaji. Liat saja koordinasi dilapangan tidak berjalan sesuai kesepakatan. Semuanya berubah jauh dari harapan. Gerakan mahasiswa tidak lagi pada puncak idealismenya tapi melainkan berangkat dari kekhawatiran yang berlebihan. Lucunya.. hanya karena takut terjadinya Chaos maka aksi tidak bergerak sedikit pun kedepan. Massa aksi hanya berkaor-koar selama 3 jam dengan tidak menghasilkan apa-apa dan sangat begitu stagnan. Korlap cemen tidak berani mengambil tindakan repressif ke aparat kepolisisan. Padahal sebelumnya sudah disepakati dengan aparat kepolisisan bahwasanya massa boleh bergerak ke depan asalkan tidak ada bentrokan. Tapi kenyataannya, Masaa hanya bermain wacana, berorasi tanpa tujuan pasti. Terlihat sekali tidak adanya koordinasi antara koordinator lapangan (korlap), Komandan Lapangan (danlap) dan Teknisi lapangan (teklap). Mulai dari bias-nya isu yang dibawa tidak sesuai dengan rencana. Aksi yang harusnya mengatas namakan BEM se-bandung raya ini malahan terkesan sangat parsial, terbukti yel-yel yang disampaikan lebih kepada menonjolkan eksisitensi salah satu perguruan tinggi. Jujur ini sebuah pencorengan gerakan mahasiswa yang tidak boleh terulang lagi.

0 comments: