
Berbagai macam memang orang memaknai kebahagiaan di hari firti ini. Bagi Anak-anak, kebagaiaan boleh jadi diartikan dengan dapaatnya baju, sepatu dan celana baru. Bagi orang tua kebahagiaan berarti bisa berkumpulnya dengan semua sanak saudara, kerabat dll. Dan bagai mana dengan kita? Boleh jadi kebahagiaan kita maknai dengan bisanya pulang kampung bertemu dengan keluarga, makan ketupat dll.
Apapun cara dan bentuk orang dalam menyambut kebahagiaan ini, yang terpenting adalah bagaimana hari ini bisa menjadi momentum berkontempelasi balik ke fitrah-Nya. Merekonstruksi ulang visi dan misi hidup kedepan. Berfikir jauh akan magfiroh Allah serta semakin peka untuk berbagi antar sesama. Wujud kepedulian terkecil adalah ketika sebagian harta dan rezeki kita juga bisa dirasakan oleh saudara-saudara kita yang lain. Gerakan ini merupakan bukti dari kedermawanan dan kesederhanaan kita.
Kebahagiaan yang dirasakan saat ini harus tetap dalam koridor kesedehanaan, artinya bagaimana semuanya tetap dalan batasan yang baik dan tidak berlebihan. Karena boleh jadi tidak semua orang yang bisa merasakan kebagiaan di hari fitri ini, entah karena sakit, urusan yang tidak bisa ditinggalkan atau bahkan keterbatasan dana. Jadi, wajarlah kiranya bagi kita yang sekarang sedang diberi kelapangan nikmat dan kemurahan rezeki untuk bisa saling berbagi, bukti dari rasa tepo selira dengan saudara-saudara kita yang lain. Mudah-mudahan kepedulian ini dapat menjadi jembatan penyambung kebahagiaan diantara kita sesama umat muslim di Indonesia bahkan dunia. Allahuakbar !!
1 comments:
cuy..
sorry born heart yah alias maaf lahir batin..
ga nyangka di bangka ada internet juga
whahahahahah
maen2 juga ke riandgreat.wordpress.com ok
Post a Comment