Pages

Sunday, April 01, 2007

Lahirnya Sang Revolusi Peradaban


Dilahirkan di Arab (kasarnya, sekarang, Arab Saudi) pada tahun 570 Masehi, Muhammad ibn Abdullah (570-632) mempunyai pengalaman agamais yang sangat dalam pada usia empat puluh tahun, yang mengubah dirinya dan mewujudkan umat yang kira-kira empat belas tahun kemudian menjadi agama terbesar kedua di dunia, dan mempunyai pemeluk yang berjumlah kira-kira satu milyar orang. Dibandingkan dengan kebanyakan nabi atau pendiri tradisi agama besar lainnya, yang kehidupannya tak terekam dalam sejarah, kehidupan Muhammad SAW, Al-Quran dan hadis Nabi banyak dicatat dalam sejarah,dan sebuah biografi awal yang ditulis oleh Ibn Ishaq (wafat sekitar 768). Bagaimanapun juga kita mengetahui sedikit tentang kehidupan Muhammad. Ia yatim sejak masa kanak-kanak, dan dibesarkan oleh sanak keluarganya. Sejarah Islam menceritakan bahwa ketika berusia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang janda kaya. Khadijah adalah pemilik suatu kafilah yang dikelola Muhammad. Ia berusia lima belas tahun lebih tua daripada Muhammad. Karena cenderung kepada agama,Muhammad sering menyepi di suatu tempat yang sunyi untuk berpikir dan merenung. Pada tahun 610 di suatu malam yang diperingati oleh kaum Muslim sebagai Malam Kemuliaan (Laylatul-Qadar), Muhammad pemimpin kafilah menjadi Muhammad Rasul Allah, yang menerima wahyu pertama melalui Malaikat Jibril: "Bacalah, dengan Nama Tuhanmu yang telah menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu Yang Maha Pemurah! Yang mengajar dengan Kalam, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya!" (QS96: 1-5). Wahyu yang turun antara tahun 610 sampai dengan 632, dikumpulkan dan ditulis kembali setelah ia meninggal dunia dan menjadi Kitab Suci umat Islam, Al Quran.
Selama sepuluh tahun, ia berdakwah menyampaikan misi agama dan perbaikan sosial di Makkah. Muhammad dan Al-Quran menyatakan keesaan Tuhan, menolak politeisme yang terjadi di Arab, dan melarang ketidakadilan sosial. Muhammad tidakmengatakan bahwa ia membawa agama baru tetapi hanya memurnikan dan mengembalikan agama yang dibawa Nabi Ibrahim. Misinya adalah memperbaiki dan meluruskan kembali umat yang menyeleweng. Seperti Amos dan Jeremiah sebelum dirinya, Muhammad adalah utusan Allah yang mengutuk kekafiran masyarakatnya dan mengimbau agar orang memohon ampun dan patuh kepada Allah, karena Hari Akhir itu dekat: "Katatanlah: 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang memberi, peringatan yang nyata kepadamu.' Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia." (QS 22:49-50).
Al-Quran yang diturunkan Allah melalui Rosulnya bukan hanya merupakan perintah agama saja, tetapi juga merupakan suatu tantangan terhadap politik sosial yang ada. Makkah bukan hanya pusat ibadah hati, tetapi juga merupakan pusat perdagangan, yang mengalami perubahan dari masyarakat suku yang semi-Badui ke masyarakat dagang urban. Al-Quran mengajarkan kepatuhan terhadap Tuhan dan RasulNya, persaudaraan antar sesama umat, berzakat kepada orang-orang miskin dan berjuang (jihad) melawan penindasan. Al-Quran mengutuk eksploitasi terhadap orang-orang miskin, anak-anak yatim serta kaum wanita; melarang penyelewengan, penipuan, berbohong, mengadakan perjanjian palsu dalam perdagangan, menghambur-hamburkan kekayaan dan bersikap sombong. Al-Quran juga menjanjikan hukuman yang berat terhadap perbuatan memfitnah, mencuri, membunuh, penggunaan racun, berjudi dan berzina. Pernyataan Muhammad bahwa dirinya nabi, penentangannya terhadap ketidakadilan dalam masyarakat Makkah, dan penegasannya bahwa semua orang yang beriman merupakan satu komunitas universal, meruntuhkan wewenang politik kesukuan. Penolakannya terhadap politeisme benar-benar mengancam kepentingan ekonomi penduduk Makkah yang mengontrol Ka'bah, rumah suci yang menjadi tempat patung-patung sesembahan suku dan merupakan tempat dilakukannya ibadah haji setahun sekali, sumber prestise dan pendapatan keagamaan masyarakat makkah.
Selama sepuluh tahun, ia berdakwah menyampaikan misi agama dan perbaikan sosial di Makkah. Muhammad dan Al-Quran menyatakan keesaan Tuhan, menolak politeisme yang terjadi di Arab, dan melarang ketidakadilan sosial. Muhammad tidak mengatakan bahwa ia membawa agama baru tetapi hanya memurnikan dan mengembalikan agama yang dibawa Nabi Ibrahim.Misinya adalah memperbaiki dan meluruskan kembali umat yang menyeleweng. Seperti Amos dan Jeremiah sebelum dirinya, Muhammad adalah utusan Allah yang mengutuk kekafiranmasyarakatnya dan mengimbau agar orang memohon ampun dan patuh kepada Allah, karena Hari Akhir itu dekat: "Katatanlah: 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang memberi, peringatan yang nyata kepadamu.' Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia." (QS 22:49-50).
Catatan kaki:
[1]:
Untuk terjemahan (dalam bahasa Inggris  -  penerjemah)  buku
klasik  ini,  lihat  A.  Guillaume,  The Life of Muhammad: A
Translation of Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah (London: Oxford
University Press, 1955).
 
ANCAMAN ISLAM Mitos atau Realitas?
  (The Islamic Threat: Myth or reality?)
  John L. Esposito
  Penerbit Mizan
  Jln. Yodkali 16, Bandung 40124
  Telp. (022) 700931 - Fax. (022) 707038

0 comments: