Pages

Thursday, August 23, 2007

Masalah Si Bungsu !!

Hampir setiap orang pernah mengeluh sakit gigi. Bisa karena gusi berdarah atau gigi berlubang. Namun disamping itu bisa juga terdapat penyebab lain yang jarang sekali kita ketahui. Biasanya muncul di usia dewasa muda sekitar 18-22 tahun. Pada usia segitu gigi bungsu kerap kali baru muncul. Tumbuhnya paling bontot dari gigi2 yang laennya, bisa normal dan bisa juga tidak. Bisa diiringi dengan rasa sakit atau juga ngga..
Hadirnya si bungsu kerap kali tidak normal dimana pertumbuhannya suka terhambat karena tidak ada ruang lagi . Tapi sangking keukeuh pengen keluar ngga heran kalo akhirnya menekan jaringan lunak disekitarnya bahkan ngga jarang sampai menimbulkan radang yang terlokalisir. Ya..itu dia..gigi Impaksi atau wisdom teeth merupakan suatu keadaan dimana gigi mengalami kesukaran atau kegagalan dalam erupsi atau hanya sebagian saja yang muncul di permukaan gusi dengan posisi yang terhalang oleh gigi lain, tulang atau jaringan lunak. Gigi impaksi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Seringkali terjadi pada gigi geraham terakhir bawah dan atas.
Terjadinya gigi impaksi dapat disebabkan karena beberapa hal. Seperti Faktor lokar karena kekurangan ruangan untuk erupsi, terdapat tulang atau mukosa tebal, Letak benih gigi yang tidak sesuai, infeksi pada benih gigi, bentuk gigi yang abnormal dan terdapat trauma, neoplasma. Faktor sistemik karena kelainan sebelum dan sesudah kelahiran. Dan faktor lain seperti berkurangnya pengaruh stimulasi otot sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang rahang berkurang.
Berkaitan dengan pertumbuhan tulang rahang yang berkurang menurut drg. Danardono, itu karena adanya perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak seperti junk food, mudah sekali ditelan sehingga menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru akan merangsang fungsi kerja otot lebih maksimal sehingga menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi bungsu yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Ada yang tumbuh dengan posisi miring, atau bahkan "tidur" di dalam karena tidak ada tempat untuk nongol. (Intisari On The Net, April 2000)
Maka, untuk mendukung perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan akan tumbuh normal. Dampaknya, pertumbuhan gigi pun bisa lebih bagus. Tapi jangan lupa, periksakan gigi secara rutin untuk memantau kesehatan gigi.(Intisari On The Net, April 2000)
Masalah-masalah yang di timbulkan akibat gigi impaksi ngga bisa disepelekan Walupun gigi bungsu terus dibiarkan tumbuh dalam keadaan ruang yang sempit maka dipastikan ia akan mendesak gigi-gigi geraham didepannya sehingga gigi tersebut akan terdorong dan akibatnya menimbulkan rasa sakit. Sakitnya bisa terlokalisir atau bahkan bisa menyebar ke kepala dll. Dalam kondisi lain daerah disekitar gigi impaksi akan menjadi sulit untuk dibersihkan. Hal ini memungkinkan akumulasi plak yang dapat memicu karies gigi, kelainan penyakit periodontal, infeksi kambuhan dan bahkan tidak heran jika sampai mengakibatkan terbentuknya kista penyebab fraktur rahang.Waduoh..jadi ngerikan?
Melihat fenomena diatas maka satu-satunya solusi adalah ODONTEKTOMI yaitu tindakan pencabutan atau pengangkatan gigi bungsu dengan bantuan anestesi lokal. Terapi ini sebenernya ngga wajib, seandainya gigi bungsu tumbuh normal dan tidak menimbulkan keluhan. Tapi kalo di Amerika justru hal ini sudah menjadi rutinitas ketika remaja usia 18-22 hasil foto rontgen terlihat giginya akan tumbuh ngga normal maka sudah pasti akan dicabut tanpa harus menunggu keluhan terlebih dahulu. Keren kan? Tapi beda halnya kalo di Indonesia, dicabut ketika sakit sudah timbul..Hal ini wajar terjadi karena diakui memang keterbatasan alat-alat, tenaga medis yang kurang dan yang terpenting kesadaran masyarakat yang masih minim.

Friday, August 17, 2007

Mengatasi Pewarnaan Pada Gigi !!


Adalah dambaan setiap orang pengen punya gigi bagus, rapih, putih dan bersih. Bisa bicara bebas dengan nyaman dan sesuka hati. Tanpa harus malu karena mulut berbau yang begitu menggangu. Tapi banyak juga orang yang ngga peduli sama kesehatan giginya. Mau giginya berlubang, ngga rapih, warnanya kuning, atau mulutnya bau itu mah terserah yang penting semasih belum nimbulin sakit ya..enjoy..aja. Wah..gawat nih kalo semua orang punya prinsip kaya gini..bisa-bisa tekor, dokter giginya pasti ngga laku dong..ya gimana ngga, masyarakatnya pada cuek semua..Boro-boro mo ke dokter gigi, makan buat sehari-hari aja susah..weleh..weleh..weleh..kasian-banget kalo punya rakyat kaya gini..
Namun, di negara-negara maju ataupun perkotaan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat gigi sudah semakin tinggi. Permasalahannya pun bukan lagi diseputar gigi berlubang, gusi bengkak dan berdarah dll. Tapi lebih cenderung kepada permasalahan-permasalahan estetik (keindahan). Sebut saja bagaimana mengatasi gigi berjejal, gigi ompong dan pewarnaan pada gigi. Bagi mereka penampilan adalah segala-galanya. Jangankan sampai sakit gigi..warnanya berubah atau posisinya ngga rapih, hal ini bisa menjadi masalah yang luar biasa..tapi inget hanya untuk sebagian orang loh..nah pertanyaannya sebagian orang itu siapa..ya mereka yang masih peduli ama penampilan dan citra diri..sebut aja artis,wanita karier, eksekutif muda, pengusaha dll.
Tuntutan profesi serta gaya hidup yang tinggi mengharuskan mereka untuk selalu tampil menarik. Wajar jika kocek jutaan bahkan puluhan juta rupiah berani mereka keluarkan untuk perawatan gigi asalkan gigi tetap indah, baik bentuk, warna, maupun posisinya..yang penting gimana caranya pas lagi senyum bisa terlihat tambah cantik dan percaya diri sepanjang hari....Nah..kalo semua orang udah paham kaya gini.. Kedepan prospek dokter gigi bakal cerah banget nih ….he.he.
Nah..salah satu masalah yang sering kali menjadi keluhan utama adalah bagaimana mengatasi perubahan warna pada gigi. Perubahan yang terjadi bisa melibatkan hanya satu gigi saja atau beberapa gigi sekaligus baik yang hanya mengenai bagian permukaan gigi saja atau sampai ke struktur gigi yang paling dalam. Sebagaimana kita ketahui pewarnaan pada gigi bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya pemakaian tembakau seperti mereka yang hobi ngerokok, dan pengaruh makanan yang terlalu panas dapat beresiko menyebabkan gigi retak dan minum kopi dan teh yang berlebihanan, obat-obatan seperti tetrasiklin, trauma yang diikuti hemoraghi dan lisis eritrosit dimana produk penguraian darah meresap ke dalam tubulus dentin, umur yang semakin tua akan mengakibatkan warna gigi menjadi lebih kecoklatan, penyakit sistemik, genetik dan aplikasi fluor yang berlebih dapat menyebabkan hipoplasia email sehingga email berporus, lunak dan mudah untuk menyerap pigmen.
Saat ini perkembangan ilmu kedokteran gigi sudah semakin pesat, banyak sekali metode-metode pemutihan gigi yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan diatas, diantaranya teknik pemolesan dengan mengunakan pasta profilaksis, teknik microabration dengan mengunakan pumis dan hidrachoric acid, Veneer/crown dengan menggunakan komposit/akrilik/porselen ataupun dengan salah satu teknik perawatan gigi yang menjadi trend saat ini yaitu Bleaching..Teknik ini merupakan teknik pemutihan gigi untuk menghilangkan noda (stain) secara kimiawi dengan cara mengaplikasikan sementara bahan pemutih seperti hydrogen peroksida. Prosesnya juga bisa dipercepat dengan pemberian panas atau sinar ultraviolet. Prinsip kerja bleaching sendiri adalah memakai oksidator yang dapat bereaksi pada struktur organik penyebab pewarnaan gigi dengan cara menguraikan stain menjadi molekul-molekul yang lebih kecil lagi.
Sobat-sobat semua gigi putih adalah mutiara yang paling disukai namun menjadi kendala tersendiri ketika warnanya udah mulai pudar, kusam atau belel. Penyebabnya bisa karena banyak faktor. Meskipun demikin sesuai dengan perkembangan jaman sudah banyak cara untuk menanggulanginya. Jadi nga perlu lagi malu dan ragu, sekarang mendingan cepetan ajak nyak, babeh, adik ma kakak buat rame-rame mutihin tuh gigi jangan ampe dibiarin kelamaan yang pertama emang ngga enak dipandang mata yang kedua bisa bikin gigi tambah rapuh. Tapi inget mutihinnya jangan pake rinso apalagi byeclin ya..ntar mabok lagi..
Pemutihan gigi cara diatas harus dikerjakan oleh para professional..dengan metode dan standart yang berlaku. Masalah biaya masih relatif lah. Tapi yang pasti bagi yang mau senyumnya lebih indah dan menawan ngga salahnya nyoba teknik bleaching sebagai salah satu alternatif solusi agar tetep tampil trendi dan percaya diri !! (apa lagi kaya iklan aja..)he.he..

Tuesday, August 14, 2007

Fenomena Gigi Ompong

Nyanyi lagi ahhh..”Burung kaka’ tuaaaa hinggap di jendelaaa, nenek sudah tuaaaa giginya tinggal duaaaaa..” Ha..ha..ompong dong ? Hayaoo siapa yang mau ompong kaya gitu..yang mau ngacung…Pasti nga ada yang mau ngacung…Ya iyalah..siapa lagi yang mau giginya ompong..kaya’ nenek-nenek. Sahabat bloger kondisi itumah wajar kalo udah tua, tapi jadi kurang ajar kalo masih muda kaya kita giginya udah pada ngga ada alias ompong..Malukan cakep-cakep tapi pas senyum eh..giginya udah pada ilang semua..Jadi il feel deh..
Sobat-sobat bloger..masih tetep semangat kan? Kalo iya yuk..kita bedah sedikit yang namanya gigi ompong itu apasih ? Gigi ompong atau edentulous merupakan kondisi dimana gigi tidak ada atau hilang terlepas dari soketnya (tulang rahang) seperti saat lahir atau pasca pencabutan. Penyebabnya bermacam-macam bisa karena faktor penyakit tertentu, kelainan fungsi tubuh ataupun akibat kecelakaan. Tapi dari ketiga faktor diatas yang paling sering terjadi nih, yaitu faktor penyakit tertentu. Sebut saja infeksi jaringan gusi atau gigi berlubang yang karena aktivitas bakteri dapatmengakibatkan ketahanan dan kekuatan jaringan pendukung berkurang sehingga menyebabkan gigi goyang. So, ketika sudah dalam kondisi seperti itu biasanya dengan berat hati dan terpaksa gigi harus dicabut. Berikutnya faktor kecelakaan. Nah yang ini juga sering kali menimpa temen-temen kita yang bandel ato lagi ketiban sial, misalnya pas lagi berantem giginya ketonjok udah gitu langsung coplok, atau ketabrak mobil atao jatoh dari motor dll. Tapi sebenarnya ketika terlepas dari soket, gigi masih bisa dirawat kok, hanya karena kita ngga tau tentang masalah itu jadi gigi dibiarkan lepas begitu aja. Terakhir, karena kelainan fungsi tubuh secara normal. Misalnya pada orang tua yang lanjut usia secara umum ketahanan kondisi tubuh mereka mulai menurun, begitu juga dengan kondisi jaringan pendukung giginya. Sehingga wajar aja kalo pada umur-umur segitu gigi mudah lepas atao coplok, apalagi ditambah dengan adanya infeksi jaringan gusi.
Berdasarkan beberapa penelitian nih, dikatakan bahwa pada usia diatas 45 tahun hampir 100 % populasi sudah pernah mengalami kerusakan jaringan gusi. Ditambah lagi yang di Inggris, Sheiham dan Hobdell (1969) menemukan bahwa pada usia 63 tahun rata-rata setiap individu hanya mempunyai enam gigi yang masih tertinggal. Kebayangkan ? Emang tuh lansia nguyah makanan pake apa ya..masa di isep-isep kasian banget ya?? Ihh jadi serem..Disamping itu pada kondisi mixed dentition (geligi campuran) juga sering kali terjadi abnormalitas pertumbuhan gigi dimana ketika gigi tetap sudah waktunya tumbuh eh..malahan benihnya ngga ada..sedangkan gigi sulungnya udah keburu tanggal duluan. Nah kondisi kelainan seperti ini akan mengakibatkan kehilangan gigi secara permanent.
Tuhhhkan jadi tau penyebab gigi ompong itu apa aja. Nah sekarang kita kupas lebih jauh lagi yuk tentang akibatnya kalo gigi terus dibiarin Ompong. Menurut beberapa literatur yang saya baca disebutin bahwa gigi ompong dapat menyebabkan gangguan fungsi penguyahan, estetik, bicara dan kesehatan jaringan mulut. Lanjuut..Pertama, gangguan fungsi pengunyahan, yang ini jelas sekali harus menjadi perhatian, yang kita tahukan bahwa makanan yang padat atau keras harus dikunyah dengan baik sampai lumat sebelum dicerna. Karena kalau ngga demikian, maka alat-alat pencernaan di tubuh kita akan sangat menderita, sebab harus bekerja ekstra untuk mencerna makanan yang masih kasar. Sehingga hal ini akan mempengaruhi kodisi tubuh secara umum. Jadi jangan heran kalo suka sakit perut yang ngga jelas. Jangan-jangan karena dampak dari itu. Kecuali untuk makanan-makanan dengan serat tinggi misalnya ikan, sayur, roti , lemak daging sapi dan nasi. Meskipun ngga dikunyah sempurna bahan makanan tersebut masih dapat dicerna dengan baik oleh tubuh. Kedua, gigi ompong bisa mempengaruhi estetik atau penampilan seseorang. Terutama untuk gigi-gigi depan yang hilang akan dapat mengurangi rasa percaya diri sebagian orang terutama bagi mereka sebagai public figure. Kehilangan gigi akan membuat mereka malu untuk tampil di depan umum. Ketiga, mengganggu fungsi bicara. Kita mengenal beberapa suara berdasarkan komponen yang terlibat dalam menghasilkan suara. Contoh Perpaduan bibir atas dan bawah akan menghasilkan jenis huruf B, P. Sedangkan perpaduan gigi atas dan bibir bawah akan menghasilkan jenis huruf V, F. Untuk kombinasi gerakan lidah yang mengenai bagaian dalam gigi atas akan menghasilkan jenis huruf T, D. Lalu sentuhan ujung lidah ke langit-langit akan menghasilkan jenis huruf R dan terakhir perpaduan gigi rahang atas dan bawah akan menghasilkan jenis huruf S. Nah..ketika gigi depan rahang atas hilang maka tidak mungkin V, F dapat dilisankan dengan akurat. Begitupun huruf t dan s. Maka dari itu hilanganya gigi-gigi depan rahang atas akan sangat mempengaruhi lafal pengucapan suatu huruf. Keempat, ganggguan kesehatan jaringan mulut dimana gigi ompong akan menyebabkan terjadinya gangguan oklusi. Sehingga akan berakibat jelek pada jaringan mukosa mulut, sendi rahang ataupun otot-otot pengunyahan. Dengan banyaknya kehilangan gigi-gigi belakang, seseorang tentu akan mengunyah dengan gusinya dan jika terus dibiarkan dapat mengalami resorbsi tulang yang berlanjutan. Kita mengetahui hilangnya gigi walaupun hanya satu akan menyebabkan pergeseran gigi-gigi lainnya ketempat yang kosong, lazimnya disebut migrasi. Akibatnya akan timbul penyakit gusi dan kehilangan titik kontak gigi-gigi disampingnya. Sehingga gigi merenggang dan makanan mudah terperangkap ke dalam sela-sela tersebut dan wajar kalo sampai menimbulkan penyakit periodontal atau karies. Disamping migrasi gigi juga dapat roboh (tipping) ke daerah yang kosong. Pada daerah gigi yang hilang gigi lawan akan cenderung mencari titik kontak sehinga terus memanjang keluar ke arah daerah yang kosong, hal ini disebut ekstrusi dan jika dibiarkan lama-kelamaan gigi akan mudah goyang. Keterlaluan bangetkan? kalo kita udah tau bahayanya akibat gigi ompong tapi masih aja terus dibiarin. Nah..sekarang supaya kita ngga bingung gimana solusinya maka cara satu-satunya adalah dengan mengunakan gigi palsu (protesa gigi). Fungsi gigi palsu ini nantinya memang ngga semaksimal seperti yang aslinya. Ya iyalah masa cipataan Allah mau ditandingin. Ya tapi minimal kita bisa mengantisipasi segala akibat yang lebih buruk lagi, baik itu rasa minder berlebihan, susah mengunyah atau ganguan lafal bicara. Nah..untuk lebih jauhnya tentang apa dan bagaimana gigi palsu itu, ntar kita bahasa lagi aja ya ditopik berikutnya??cau..

Gigi Berlubang No Way !!


Jadi inget lirik lagu dangdut yang pernah dinyayiin ama Bang Megi Z. Kira-kira seperti ini nih “lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati ini biar tak mengapa..” Tapi kalo saya mah..mendingan ngga sakit dua-duanya..ya iyalah,,siapa lagi yang mau kayak gitu..? Tapi Sobat-sobat semua..sakit gigi sebenarnya bisa juga bikin sakit hati, (lohh kok dibahas..) bayangin aja pas kita lagi sakit gigi mau makan aja ngga enak, mau ngomong aja susah, apalagi mau ketawa yang ada manyun melulu, nah kalo udah ampe gitu lama-kelamaan bisa bikin stress.,.bawaannya pengen marah melulu dan ngga bisa ngeliat orang lain seneng. Ngeselin banget kan ?? ngga penting ya??

Hampir setiap orang pernah ngerasain yang namanya sakit gigi. Baik waktu kecil, ataupun udah gede..Faktornya bisa bermacam-macam tapi kebanyakan orang sakit gigi karena emang giginya berlubang besar dan biasanya sudah mengenai pulpa. Bakteri yang sudah mengenai pulpa akan menyebabkan peradangan pada pulpa (pulpitis) dan jika dibiarkan terus tanpa pengobatan maka tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kematian pulpa (gangren pulpa). Pada kondisi ini gigi akan menjadi non vital (gigi mati) sehingga besar peluangnya sebagai sumber infeksi (fokal infeksi) maka dari itu ngga heran jika terkadang dapat mengakibatkan pembengkakan pada gusi akibat dari menyebarnya bakteri sampai ke ujung akar gigi yang akhirnya membentuk abses. Nah..sobat-sobat semua kalo gigi kita udah ampe kaya gini maka terapinya bisa dengan pencabutan gigi atao kalo sayang giginya hilang maka dapat dilakukan perawatan saluran akar itupun kalo masih memungkinkan. Wah..jadi tambah ngejelimet..He..he..masih mudengkan..?
Gigi berlubang atau istilah lainnya karies adalah penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri streptococcus mutans sehingga mengakibatkan demineralisasi jaringan keras gigi dengan diikuti terbentuknya kavitas (rongga). Adapun Faktor penyebabnya karena bakteri tersebut meragikan gula dalam karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH rongga mulut. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi secara perlahan-lahan dan jika dibiarkan bisa mengakibatkan kavitas terus membesar, membesar terus dan terus membesar (naon deui..?). Kacian deh lo..
Nah,,..artinya karies tidak bisa terjadi secara spontan melainkan membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu diperlukan tindakan-tindakan pencegahan dan pengobatan sedini mungkin sebelum menimbulkan dampak yang lebih jauh lagi. Mengenai cara pencegahan dan pengobatannya ntar kita bahas berikutnya aja ya..Buat sekarang..yang terpenting kita harus tahu dulu nih..macam-macam karies itu apa aja..Hal ini erat kaitannya dengan cara pencegahan dan pengobatan gigi nantinya..Pertama, gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan email disebut juga sebagai karies superfisialis, Kedua, gigi berlubang yang sudah mengenai lapisan dentin maka disebut karies media, dan terakhir gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa maka disebut karies profunda. Ketiga macam karies ini terjadi secara perlahan dan bertahap. Maka dari itu semakin cepat kita mengambil tindakan maka resiko terjadinya karies yang lebih besar akan semakin kecil.OK choy?? Banyak yang bisa kita lakukan untuk mencegah karies salah satunya dengan mengetahui penyebabnya lebih awal. Tujuannya simple kok supaya tindakan pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. Terapi pencegahan biasanya dilakukan sebelum terjadinya karies seperti pemberian topikal fluor, penyikatan gigi secara rutin dan pemakaian obat kumur sedangkan terapi pengobatan sendiri dilakukan setelah terjadinya karies dengan tujuan mengentikan pengrusakan jaringan gigi lebih luas, salah satunya dengan penambalan karies. Makanya, penegakan diagnosis dini sangatlah penting karena jika pengrusakan dibiarkan terus berlanjut, mau ngga mau hanya tindakan penambalan yang dapat mengatasinya. Namun sayangnya, penambalan juga terkadang tidak sepenuhnya dapat menghentikan karies karena karies baru tetap mungkin terbentuk disekitar restorasi jika prosedur penambalan kurang sempurna. Jadi kalo pengen tambalan bertahan lama maka hendaknya tindakan pencegahan dan pengobatan harus berjalan bersama sama.
Mengingat bahwa karies membutuhkan waktu bulanan ampe tahunan buat ngancurin gigi, maka hanya pasienlah yang bisa mengendalikan faktor ini. Secara teori ada tiga cara untuk mencegah karies yaitu : 1.Kurangi substrat karbohidrat Untungnya kita ngga perlu menghilangkan secara total karbohidrat dari makanan kita. Kebayangkan kalo gitu, masa tiap hari harus makan telor rebus ama daging panggang. Tapi tenang..yang diperlukan cuman mengurangi frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada saat makan aja karena menurut beberapa penelitian nih cara ini dianggap teknik pencegahan yang paling efektif. 2.Tingkatkan ketahanan gigi Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih tahan terhadap karies dengan pengaplikasian fluor secara tepat. Sebagaimana kita ketahui Pit dan Fisur adalah daerah rawan karies sehingga cara mudah untuk melindunginya dengan melakukan penambalan resin atau fissure sealant. Atau boleh jadi, akan ada terobosan baru mengingat proses karies ini melibatkan kuman yang spesifik, maka tidaklah mustahil dalam waktu yang akan datang dapat dilakukan pencegahan dengan imunisasi, kayak imunisasi campak, polio atau hepatitis. Kerenkan jadi ngga susah-susah sikat gigi..he..he..enak aja !!. Sobat-sobat semua.,.berbagai penelitian sekarang ini benar-benar sedang diarahkan kesana. Walupun demikian, uji coba klinik pada manusia masih harus tetap dilaksanakan dan kalaupun dianggap suskes maka realisasi imunisasi dalam skala besar masih jauh dari jangkauan. 3.Hilangkan Plak Bakteri Secara teoritis permukaan gigi yang bebas plak tidak akan menjadi karies. Tetapi penghilangan total plak secara teratur bukanlah pekerjaan mudah. Perlu teknik penyikatan gigi yang benar dan rutin. Untungnya tidak semua kuman dalam plak mampu mensintesis gula sehingga kita dapat mencegah karies dengan jalan mengurangi kuman yang kariogenik saja. Caranya..? ya sikat gigi aja terus ampe puas ditambah kumur-kumur ama obat kumur yang mengandung khlorheksidin..pasti deh..dijamin free caries.
Masih mudeng ngga?..ya mudah2an tambah pusing he..he..Tuh kan ternyata pencegahannya nya cukup simplekan? Hanya dengan sikat gigi yang rutin dan kurangi konsumsi gula, udah deh..bebas karies..emang sih gampang kalo ngomong..yang susah ngelakuinnya perlu komitmen dan kesabaran yang penuh..Ce ileh…Nah..kalo kondisi gigi nya udah terjadi karies dan lubang nya besar maka jalan satu2nya kita lakukan penambalan sesuai dengan lokasi dan tingkat keparahan karies tersebut.
Nah..sebagai kesimpulan aja bahwa karies gigi atau gigi berlubang terjadi hanya jika kesemua faktor tersebut ada yaitu bakteri, gula, waktu dan gigi itu sendiri. Proses terjadinya pun sangat lama dan perlahan maka dari itu antisipasi awal sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya karies yang lebih luas lagi. Inget diperlukan kesabaran dan keistiqomahan untuk melakukan pencegahan dan pengobatan agar gigi kita tetap kuat dan sehat selalu…

Thursday, August 09, 2007

Gigiku Kuat Mulut Ku Sehat !!

Sobat-sobat semua..hampir tiap hari, tiap jam, tiap menit dan tiap detik kita ngomong, ngerumpi, makan dan minum. Boleh jadi ngga ada capek-capeknya apalagi ampe berhenti. Nah,..masalahnya ketika kita banyak ngebacot pastilah ngelibatin salah satu organ terpenting dalam tubuh kita..Organ yang Tuhan ciptakan begitu sempurna dan ngga ada tandinganya. Katanya sih melalui organ ini seseorang bisa jadi baik atau juga bisa jadi buruk tergantung dari apa yang dimasukkan dan dikeluarkannya..Lahh apa kaitannya. Iya kan..semakin penasaran....Tapi gini deh..yang pasti organ ini sebagai corong/gerbang utama bagi tubuh kita..dan ngga bisa dipungkiri perannya begitu vital. Setuju Kagak…?? Nah..Organ yang saya maksud adalah Mulut beserta aksesorisnya..
Mulut yang dalam bahasa latinnya sering dikenal dengan kata oral ini mempunyai ukuran lebar/ tinggi rata-rata 4-6 cm, diukur pas lagi nguap atao terbuka lebar. Kecil sih..tapi melalui yang kecil ini kita bisa segala-galanya..Kita bisa sehat, kuat karena ada mulut..bayangin kalo ngga ada mulut tuh makanan, minuman mau dimasukin lewat mana? Lewat idung?he..he ga lucukan?? Lewat mulut juga orang bisa terlihat berwibawa.
dari cara dia ngomong, berdiskusi dll..Orang juga bisa jadi saling berantem dan bersahabat juga karena mulut karena lewat mulut bisa keluar kata-kata yang nyenengin atau juga nyakitin..Lewat mulut jugalah Si Delon, Si Mike, Si Ikhsan dan si Rini bisa jadi Indonesian Idol..kebayangkan kalo mulutnya bermasalah nyanyi aja bisa jadi kpletat kepletot…

Nah..sobat-sobat semua, fungsi-fungsi mulut diatas hanya segelintir dari segudang keguanaan mulut lainya. Tapi yang ingin coba saya tekankan disini bahwa seberapa berharganya Tuhan memberi kita nikmat mulut, lengkap dengan aksesorisnya. Jadi adalah suatu kewajiban mutlak bagi kita-kita nih..untuk tetap menjaga dan merawat supaya fungsi-fungsi tersebut tetap berjalan secara baik dan wajar.
Bicara masalah congor.he..he atao mulut..ngga terlepas dari organ-organ lain yang menyertainnya. Sebut aja di dalam ronga mulut (cavum oris) tuh ada gigi dan bibir sebagai pembatas sebelah depan, lidah sebagai pembatas sebelah bawah, pipi sebagai pembatas sebelah samping dan palatum(langit-langit) sebagai pembatas sebelah atas. Kesemuanya memberikan peranan dan fungsinya masing-masing. Mulut bagian luar terdiri dari bibir atas, bibir bawah, comisure (sudut bibir), tuberkel (tonjolan pada bibir atas tengah, fitrum dan labiomental groove. Sedangkan mulut bagian dalam diantaranya terdiri dari labium superior, frenulum labialis superior, gingival (gusi) palatum durum (langit-langit keras), Palatum molle, uvula, tonsil palatine, lingua (lidah), labium inferior, dan frenulum labialis inferior. Wah..pusing nih..istilah-istilahnya..ga apa-apa deh biar tambah pengetahuan aja. Selain itu juga disekitar rongga mulut banyak terdiri dari otot-otot orofasial (wajah) dan otot lidah yang fungsinya bermacam-macam, bisa untuk membantu saat kita ngomong, menguyang makanan, membuka atao menutup mulut, dan mengekspresikan wajah senang ataupun cemberut. Nah..kesemuaannya itu bekerja secara bersamaan dan tidak bisa saling dipisahkan. So jaga deh…kesehatan rongga mulut sobat-sobat semua..
Setelah ngopmongin masalah mulut nah sekarang kita coba kupas salah satu aksesoris dalam ronga mulut yang perannya amat sangat begitu luar biasa vitalnya. Apa lagi kalo bukan gigi. Gigi yang kantanya mutiara bagi setiap orang mempunyai struktur, bentuk dan jumlah yang hampir sama, misalnya saja Pada anak-anak terdapat 20 buah gigi, dimana pada tiap-tiap rahangnya terdiri dari 4 gigi seri (insisivus), 2 gigi taring (caninus) dan 4 gigi geraham (molar). Sedangkan untuk gigi dewasa biasanya berjumlah 32 buah, sama pada tiap rahangnya juga terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, 4 gigi geraham kecil dan 6 gigi geraham.
Normalnya bayi yang baru lahir dalam keadaan ompong alias ngga punya gigi, meskipun demikian benih gigi tersebut sebenarnya udah ada sejak bayi berumur 6 bulan dalam kandungan. Gigi sulung/susu sendiri baru tumbuh pertama kali mulai umur 6 bulan sampai 2 tahun, kemudian secara bertahap akan tanggal dimulai umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi tetap. Umumnya pergantian gigi tetap sudah selesai sampai umur 12-13 tahun, dimana pada umur segitu gigi tetap sudah tumbuh semua. Hanya saja untuk gigi bungsu yaitu gigi geraham terakhir biasanya rata-rata baru mulai tumbuh diumur 18-21 tahun, Akan tetapi tumbuhnya seringkali tidak sempurna karena terperangkap dalam rahang dan ngga bisa keluar akibat kehabisan ruangan oleh gigi-gigi sebelumnya.
Walaupun bentuk gigi berbeda-beda, namun semuanya mempunyai susunan dan struktur yang sama. Bagian-bagian gigi terdiri dari mahkota gigi yaitu bagian yang menonjol diatas gusi, Akar gigi yaitu bagian yang terpendam dalam tulang rahang dan terakhir leher gigi yaitu tempat/ perbatasan bertemunya mahkota dan akar gigi. Lapisan gigi yang terluar adalah email yaitu bagian terkeras pada tubuh kita terdiri atas 99 % bahan anorganik, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit dan hanya 1 % bahan organik yaitu protein yang sangat kaya prolin. Lapisan berikutnya adalah dentin terdiri dari 70% zat anorganik berupa kristal hidroksi apatit, 18 % zat organik berupa serat kolagen, lemak, glikosaminoglikan, kompleks protein dan asam sitrat serta 12 % air. Sedangkan lapisan terakhir yaitu pulpa terdiri dari 25 % bahan organik dan 75 % air. Pulpa terletak dalam saluran akar yang banyak berisi pembuluh darah dan pembuyluh saraf. Pembuluh darah pulpa berdinding tipis dan kaku sehingga sangat rentan dengan terhadap perubahan tekanan hidrostatik yang dapat menyebabkan radang ringan.
Akhirnya…Sobat-sobatku yang tercinta dan diridoi Allah..(alah..apa lagi..) dari deskripsi singkat diatas kita kan jadi tahu ternyata berbicara masalah mulut memang tidak terlepas dari berbicara tentang gigi, karena memang begitulah adanya mulut beserta aksesorisnya termasuk gigi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan...(ce ileh..bahasanya..) karena fungsi dan peranya saling mendukung satu dan yang lainnya. Akan tetapi pengetahuan kita ngga boleh stop ampe itu aja masih banyak hal-hal lain yang bisa dan harus kita ketahui dan pelajari. Misalnya penyakit2 lidah, gangguan sendi rahang dan pembengkakan gusi. Kesemuannya bisa terjadi, salah satunya tergantung dari Oral Hygine (kesehatan mulut) kita semua. Jika baik maka bersukurlah, tapi jika buruk maka berhati-hatilah..!!

Komplikasi Pencabutan


Sobat-sobat semua, kalo kemarin2 kita udah banyak mengupas masalah gusi berdarah, bau mulut dan sariawan. Nah di artikel kali ini saya coba pengen ngebahas sedikit tentang komplikasi ekstraksi (pencabutan gigi). Maksudnya, sesuatu yang terjadi diluar prakiraan kita setelah dilakukan pencabutan. Tujuannya simple kok, supaya pasien tahu jikalau terjadi komplikasi maka pasien ngga perlu kaget, apalagi sampai BT (atao Pundung, Murung) yang buntut2 nya ngelaporin tuh dokter ke Pengadilan karena dianggap malpraktek..Wah..berabeh ni..Tapi ngga usah lah !!terlalu jauh kalo harus kaya gitu.. Maka dari itu yang terpenting drg maupun pasiennya harus sama2 saling memahami untuk bisa mencegah dan mengatasinya dengan sebaik mungkin.
Sebagaimana yang kita tahu tindakan pencabutan gigi kan merupakan tindakan yang sering kali dilakukan oleh dokter gigi dalam praktek kesehariannya. Walaupun dokter gigi sudah melakukan diagnosa, rencana perawatan dan teknik pencabutan yang baik, tapi terkadang komplikasi pencabutan acap kali tetap terjadi. Maka dari itu buat kita-kita nih..para calon dokter gigi wajibul kudu, mesti dan fardu a’in hukumnya untuk bisa mengenali dan menangani keadaan tersebut dengan baik dan benar. Jangan sampai malah membuat keadaan tambah parah yang akibatnya pasien panik dan akhirnya kapok untuk berobat lagi sama kita..he.he jadi aja ga ada duit..
Berbicara masalah pencabutan gigi tidak terlepas dari beberapa komplikasi normal yang menyertainya seperti terjadinya perdarahan sesaat, oedem (pembengkakan) dan timbulnya rasa sakit. Komplikasi sendiri merupakan kejadian yang merugikan dan timbul diluar perencanaan dokter gigi. Oleh karena itu, kita selaku dokter gigi harus tetap mewaspadai segala kemungkinan dan berusaha untuk mengantisipasinya sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi lanjutan dengan resiko yang lebih besar pula.
Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya komplikasi diantaranya karena kondisi sistemik dan lokal pasien lalu keahlian, keterampilan dan pengalaman sang operator serta standar prosedur pelaksanaan juga mempengaruhi. Berbagai komplikasi dapat terjadi, baik pada saat pencabutan maupun setelah pencabutan, bisa secara lokal maupun sistemik. Komplikasi yang terjadi saat pencabutan misalnya adalah perdarahan, fraktur mahkota, akar gigi atau tulang kemudian pergeseran sendi TMJ serta cedera jaringan lunak maupun cedera syaraf. Sedangkan komplikasi setelah pencabutan diantaranya Dry Socket (peradangan soket gigi), oedem (pembengkakan), parestesi (baal berkepanjangan), infeksi dan trismus (tidak bisa membuka mulut). Disamping komplikasi diatas masih terdapat komplikasi secara sistemik seperti terjadi sincope (pingsan), bakteriemi dan juga sepsis.
Nah..untuk lebih jelasnya temen-temen bisa down load makalahnya disini.. Selamat membaca ya..semoga bermanfaat !!